Ruang
publik (public sphere) adalah ruang
di mana publik bertemu untuk mendiskusikan isu-isu tentang kehidupan bersama
tanpa adanya tekanan. Ketika media massa tidak lagi menyediakan cukup ruang
bagi publik untuk berdiskusi tetapi lebih banyak menyediakan ruang untuk
kepentingan kelompok-kelompok tertentu, publik menggunakan internet sebagai ruang
publik yang baru. Internet sebagai media interaktif memiliki lebih banyak opsi
bagi masyarakat dalam menciptakan ruang-ruang publik, salah satunya melalui
jejaring sosial Twitter.
Twitter
sebagai ruang publik virtual (virtual
public sphere) cepat menjadi populer karena penggunaannya yang sederhana
namun dapat membuat isu cepat menyebar melalui penggunaan hashtag dan fitur trending
topic. Trending topic menunjukkan
hal-hal yang paling banyak dibicarakan pengguna Twitter pada saat itu, baik
dalam skala dunia sampai di daerah-daerah tertentu saja. Sebagai negara yang
menempati urutan ke-8 di dunia dalam jumlah pengguna internet[1] dan menyumbang 2% dari
keseluruhan traffic Twitter[2], tidak jarang hal yang
sedang hangat dibicarakan di Indonesia masuk dalam trending topic dunia. Ketika muncul suatu isu yang menyangkut
kehidupan bersama, masyarakat Indonesia cepat merespon dengan menyatakan
pendapatnya melalui Twitter, tidak lupa beserta hashtag yang berkaitan dengan isu tersebut. Isu politik tampaknya menjadi
salah satu isu yang sering menjadi trending
topic di Indonesia, seperti kritik terhadap pemerintah. Berdasarkan
pengamatan, kritik terhadap pemerintah banyak disampaikan oleh opinion leader (biasanya memiliki
pengikut cukup banyak) yang kemudian ditanggapi oleh para pengikutnya sehingga
cepat menyebar dan menjadi trending topic.
Pada
tanggal 6 Oktober 2015 lalu, #JokowiJKGameOver sangat ramai dibicarakan di
Twitter sampai menduduki peringkat pertama trending
topic di Indonesia. Hal ini berkaitan erat dengan bencana asap yang selalu melanda
Riau dan sekitarnya setiap tahun dan berlangsung semakin parah tahun ini,
sampai menimbulkan korban jiwa dan banyak warga menderita penyakit saluran
pernapasan. Bencana asap tersebut dapat banyak dilihat melalui #melawanasap
yang telah lebih dulu menjadi trending
topic di Indonesia. Bukan kali pertama pemerintahan Jokowi-JK mendapat
kritik dan masuk dalam daftar trending
topic di Indonesia. ‘Presiden Jokowi Makin Mendunia[3]’ dan ‘#JokowiSalahTeken[4]’ adalah contoh lain yang berkaitan
dengan pernyataan Presiden terkait kenaikan tunjangan uang muka pembelian mobil
bagi pejabat dan revisi PP BPJS Ketenagakerjaan.
Kicauan
di Twitter yang menggunakan #JokowiJKGameOver berisi protes, kekecewaan, dan
hujatan masyarakat di wilayah bencana asap, termasuk para aktivis yang peduli
dan menyayangkan kinerja pemerintah yang sangat lambat dalam menangani darurat bencana.
Dalam penelusuran terlihat juga beberapa akun anti-pemerintah yang memang
banyak memberikan kritik-kritik pedas dan cenderung selalu kontra terhadap
pemerintahan Jokowi-JK, seperti akun @Jokowih_do2 yang memiliki pengikut lebih
dari 11.000 orang[5].
Berkat akun-akun semacam ini, #JokowiJKGameOver semakin banyak dibicarakan sampai
merembet pada hal-hal lain, diantaranya melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika
dan isu pemutusan hubungan kerja (PHK). Tidak hanya di Twitter saja,
#JokowiJKGameOver juga sempat menjadi perbincangan di jejaring sosial Facebook.
Sumber: https://twitter.com/
Apabila
dihubungkan dengan konsep ruang publik, kasus #JokowiJKGameOver adalah salah
satu contoh kesalahan dalam penggunaan ruang publik. Kesalahan utama dalam
penggunaan ruang publik (termasuk ruang publik virtual) adalah masyarakat
memakai ruang publik tanpa memikirkan aspek untuk kepentingan bersama. Hal ini
kemudian mengakibatkan masalah-masalah muncul dalam ruang publik. Alan McKee memetakan
setidaknya terdapat lima masalah ruang publik, yaitu trivialization,
commercialization, spectacle, fragmentation, dan apathy[6].
Konsep-konsep ini juga berlaku di Twitter sebagai ruang publik virtual.
Berdasarkan
lima masalah ruang publik yang dipetakan oleh McKee, #JokowiJKGameOver berkembang
menjadi masalah spectacle dan fragmentation.
Spectacle merupakan masalah di mana
masyarakat yang menjadi pengakses informasi lebih menjadi pasif dan tidak
berupaya mewujudkan informasi dalam konteks riil. Kemudian fragmentation atau fragmentasi adalah masalah yang muncul di mana
ruang publik yang menyatukan kelompok-kelompok masyarakat disisi lain juga
memecah. Ruang publik (terutama media) tidak memiliki prinsip-prinsip yang
jelas sehingga masyarakat di dalam ruang publik menjadi semakin terfragmentasi
atau terpecah-pecah menjadi kelompok-kelompok.
Masalah
spectacle adalah ketika suatu isu
tidak memiliki argumen rasional di dalamnya tetapi pemberitaannya dibuat
menjadi heboh. Dalam kasus #JokowiJKGameOver, kehebohan ditimbulkan oleh akun
anti-pemerintah. Masyarakat turut ambil bagian dalam mengembangkan #JokowiJKGameOver
baik melalui tweet maupun sekedar
melakukan retweet dari akun pengguna
lain. Isu yang berkembang di ruang publik berpengaruh pada terbentuknya opini
publik. Apabila isu yang tidak memiliki argumen rasional diberitakan atau
diperbincangkan secara heboh dan berlebihan seperti kecenderungan kasus ini,
sangat memungkinkan terbentuknya opini publik yang tidak tepat. Opini publik
yang tidak tepat dapat mengganggu atau bahkan merugikan pihak-pihak tertentu,
dalam hal ini adalah menjatuhkan pemerintah dan mengurangi kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah. Memang hashtag tersebut
berkembang karena bencana asap yang melanda Riau dan sekitarnya, namun dalam
perkembangannya banyak yang memanfaatkan #JokowiJKGameOver untuk mencari-cari
dan membesarkan permasalahan lain dari pemerintahan Jokowi-JK.
Kemudian
masalah ruang publik yang terfragmentasi atau terpecah menjadi kelompok-kelompok
juga terlihat dalam kasus #JokowiJKGameOver. Seharusnya, ruang publik yang
sehat adalah ruang di mana tidak ada dominasi satu kelompok terhadap yang lain.
Namun demikian, perkembangan hashtag tersebut
menunjukkan setidaknya dua kelompok, yaitu kelompok yang pro-pemerintah dan
kontra-pemerintah. Kelompok yang terlihat mendominasi saat itu adalah kelompok
kontra-pemerintah.
Ruang
publik pada dasarnya menghasilkan warga yang terlibat secara aktif terhadap
informasi atau isu-isu yang berkembang di ruang publik. Akan tetapi, karena kurang
memahami fungsinya dengan baik, ruang publik malah menciptakan warga yang
kurang peduli dengan informasi atau isu-isu tersebut. Tidak dapat dipungkiri
bahwa arus informasi sangat cepat dalam ruang publik virtual Twitter sehingga isu-isu di dalamnya juga cepat berganti. Permasalahan
dalam ruang publik virtual Twitter muncul
dari informasi yang ada di ruang publik yang hanya dilihat sepintas saja tanpa
mendetail, sehingga diskusi yang terjadi di ruang publik tidak dapat terjalin
dengan baik, bersifat dangkal atau tidak mendalam, serta sulit mencapai
keputusan yang terbaik demi kepentingan bersama.
[6] McKee,
Alan. (2005). The Public Sphere: An Introduction. Cambridge: Cambridge University
Press.