Televisi.
Sebuah benda yang sudah tidak asing lagi bagi peradaban manusia. Rasanya sebuah
rumah tidak lengkap tanpa televisi. Bahkan, satu televisi pun dirasa kurang. Berdasarkan
survei yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyelenggaraan Pos dan
Informatika pada tahun 2011, hasil survei menunjukkan 98,60% rumah tangga
memiliki akses TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di rumahnya. Akses TIK
yang diidentifikasi dalam survei ini salah satunya adalah mengenai kepemilikan televisi
di sektor rumah tangga yang mencapai 95.56%. Angka ini menunjukkan kecenderungan
rumah tangga mengakses informasi melalui media televisi daripada media lainnya,
seperti surat kabar dan radio, serta menjadikan televisi pilihan utama sebagai
media informasi. Maka tidak heran televisi menjadi benda wajib di dalam sebuah
rumah.
Masyarakat lebih memilih menonton televisi karena
lebih praktis dan ekonomis. Ekonomis disini berarti, dengan satu media
informasi masyarakat dapat mengakses bermacam-macam informasi sekaligus
hiburan. Seseorang tidak perlu pergi ke bioskop untuk menonton film, karena
televisi sekarang ini juga menyajikan berbagai jenis film. Mulai dari film
kartun hingga film box office Hollywood.
Keragaman program yang disajikan oleh berbagai stasiun televisi membuat orang
betah berlama-lama duduk menghadap benda yang modelnya terus berganti dan
semakin canggih sekarang ini. Secara tidak sadar, kehadiran televisi menjadi
suatu kebutuhan. Hal ini dikarenakan televisi tidak sekedar menjadi sarana
untuk memudahkan mengakses setiap informasi, namun juga berperan sebagai sarana
penghibur yang mudah untuk didapatkan.
Menurut Cangara, definisi media massa adalah alat
yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan
televisi. (Cangara, 2003:134) Karakteristik media massa sendiri menurut Cangara
diantaranya adalah meluas dan serempak, serta bersifat terbuka. Terbuka disini
berarti dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis
kelamin, dan suku bangsa. Dari teori tersebut, televisi dapat disebut sebagai salah
satu media massa. Berarti, di dalam berbagai siaran yang ada di televisi,
termuat pesan-pesan yang diharapkan dapat tersampaikan dengan baik kepada
khalayak (penerima) tanpa batasan apapun atau tanpa terkecuali.
Iklan atau pariwara merupakan suatu tayangan yang
hampir tidak dapat terlepas dari acara televisi manapun. Berbagai jenis iklan,
mulai dari otomotif, makanan, produk kecantikan sampai real estate menghiasi layar televisi. Jumlah iklan yang tidak
terbatas dan variasi bentuk iklan itu sendiri seakan berlomba-lomba untuk
menarik perhatian audiens yang menontonnya. Beberapa iklan dibuat cerita
bersambung agar audiens tertarik dan ingin mengetahui kelanjutan ceritanya. Tidak
sedikit pula iklan yang disisipkan ke dalam sebuah acara televisi. Artis-artis
ternama biasa menjadi bintang iklan dan terkadang sengaja dibuat seolah-olah bukan
merupakan sebuah iklan, melainkan pengalaman artis menggunakan produk yang
diiklankan tersebut. Tampaknya, segala ide dan kreativitas sang pembuat iklan
dicurahkan untuk membuat suatu iklan semenarik, seunik, dan semenonjol mungkin.
Tujuan dari iklan sendiri tidak lain adalah menyampaikan
pesan kepada audiens mengenai produk
yang diiklankan. Menurut Jefkins (1997:17), "Pada dasarnya tujuan
periklanan adalah mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap khalayak". Suatu
iklan dikatakan berhasil apabila mampu menyampaikan pesan dan mempengaruhi
audiens.
Pengaruh besar yang ditimbulkan dari iklan adalah
sikap konsumtif. Menurut KBBI, definisi konsumtif adalah bersifat konsumsi.
Beragam iklan yang ditayangkan di tv menyebabkan masyarakat menjadi konsumtif.
Ketika melihat iklan komersial, masyarakat cenderung ingin membeli
produk-produk yang diiklankan dan semakin tergiur untuk membeli barang-barang
diluar kebutuhan primer. Keinginan untuk membeli muncul karena masyarakat ingin
mencoba suatu produk baru atau memenuhi tuntutan gaya hidup modern. Selain itu
juga disebabkan oleh keinginan untuk diterima lingkungannya agar tidak disebut
ketinggalan zaman atau istilahnya ga gaul.
Adanya tv
shopping atau acara televisi yang mengiklankan berbagai macam produk dalam
programnya turut mendorong sikap konsumtif masyarakat. Acara ini bertujuan
untuk mempromosikan sebuah produk dengan berbagai keunggulan dan promosinya, sehingga
audiens tertarik untuk membeli produk tersebut. Sistem pemesanan produk adalah
melalui telepon. Produk yang biasa ditawarkan adalah alat-alat rumah tangga,
alat-alat kesehatan dan olahraga.
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa iklan berperan besar dalam perubahan perilaku masyarakat. Perilaku yang
paling banyak tercipta dalam masyarakat adalah perilaku konsumtif. Oleh sebab
itu, masyarakat perlu berhati-hati dalam menyaring semua informasi dari iklan
yang ditayangkan di televisi dan memprioritaskan kebutuhan yang diperlukan.
Daftar Pustaka
Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Di bawah ancaman
konsumerisme. 13 Maret 2012.
Diakses dari http://www.antaranews.com/berita/301130/di-bawah-ancaman-konsumerisme
pada 27 September 2012 pukul 12.29 WIB.
Digital Collections Universitas Kristen Petra. Diakses
dari
digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=20&submit.y=24&submit=prev&page=2&qual=high&submitval=prev&fname=/jiunkpe/s1/ikom/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-51403153-8727-pepsodent-chapter2.pdf
pada 27 September 2012 pukul 08.18 WIB.
Jefkins, Frank. 1997. Periklanan, Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Kementrian Komunikasi dan Informatika. 2011. Indikator TIK Indonesia 2011. Jakarta:
Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika (hal xvii)
Pengaruh antara
terpaan iklan televisi terhadap perilaku konsumtif remaja di SMU Bruderan. 9 Juni 2011. Diakses dari
http://www.4skripsi.com/skripsi-sosial/pengaruh-antara-terpaan-iklan-televisi-terhadap-perilaku-konsumtif-remaja-di-smu-bruderan.html#axzz27e1dSFGP
pada 27 September 2012 pukul 20.39 WIB.
Sekolah Pascasarjana UGM. Konsumerisme dalam Kehidupan Masyarakat Urban: Studi Kasus Masyarakat
Perkotaan di Kecamatan Senen Jakarta Pusat. Diakses dari
http://pasca.ugm.ac.id/v2.1/promotion/id/115 pada 26 September 2012 pukul 19.47
WIB.