Dari tahun ke tahun, dunia mengalami perubahan besar. Begitu juga dengan Indonesia. Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami kemajuan dengan cepat. Perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 6,4% pada triwulan II tahun 2012. Penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49%. (Badan Pusat Statistik: 2010, 2012) Walaupun ekonomi tumbuh pesat, namun Indonesia masih belum bisa mengatasi laju pertumbuhan penduduknya yang tinggi. Hal tersebut juga mengakibatkan banyaknya pemuda di Indonesia.
Undang-Undang No. 40 tahun 2009
tentang “Kepemudaan” menyebutkan bahwa kategori umur pemuda adalah 16-30 tahun.
Berdasarkan kategori umur tersebut, jumlah pemuda pada tahun 2011 diperkirakan
mencapai 62,92 juta jiwa atau hampir mencapai 27% dari total jumlah penduduk di
Indonesia. (BAPPENAS, 2012) Banyaknya pemuda di Indonesia mengingatkan pada
organisasi karang taruna. Karang taruna merupakan organisasi sosial
kemasyarakatan di wilayah desa/kelurahan yang bergerak di bidang kesejahteraan
sosial. Keberadaan karang taruna berada di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah
karang taruna di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 6.200 unit, jadi
sekurang-kurangnya setiap desa di Indonesia memiliki satu unit karang taruna.
(Departemen Sosial)
Pada zaman serba maju ini, tidak
terlihat banyak kegiatan karang taruna di desa-desa. Pemuda banyak yang
beraktivitas diluar lingkungannya sendiri. Menurut Ketua Karang Taruna Nasional Taufan
EN Rotorasiko, saat ini karang taruna kurang diminati dan dianggap mati suri
karena nyaris tidak lagi semarak berkegiatan. Salah satu penyebabnya adalah telah dibubarkannya Departemen Sosial
(Depsos) oleh mantan Presiden Abdurrahman Wahid yang selalu menaungi karang
taruna. (Kompas, 2011) Demikian juga
menurut Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, beliau menilai potensi pemuda di
Jawa Tengah cukup memadai sehingga tinggal menuntut kemauan para anggota karang
taruna, dan karang taruna sebagai penggerak reformasi harus diberdayakan untuk
kemajuan Jawa Tengah. (Antara, 2012)
Berdasarkan
pernyataan diatas, maka memunculkan pertanyaan mengenai apakah benar karang
taruna di Indonesia kurang diminati dan para pemuda sudah tidak aktif lagi dalam
karang taruna. Dalam tulisan ini akan disajikan hasil wawancara dengan Lisa
Lindawati, aktivis sekaligus ketua dari karang taruna Jaya Kusuma yang terletak
di desa Singosaren, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul,
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Karang
artinya tempat. Taruna artinya remaja atau pemuda. Jadi Karang Taruna berarti
tempat kegiatan para pemuda. Begitu pula di desa Singosaren. Karang taruna Jaya
Kusuma menjadi tempat kegiatan para pemuda desa. Karang taruna Jaya Kusuma berdiri sejak tahun
1984. Karang taruna merupakan partner dari pemerintah untuk menyelesaikan
persoalan kesejahteraan sosial di tingkat kelurahan/desa. Lisa Lindawati, ketua
karang taruna bergabung dalam karang taruna ini sejak tahun 2009. Ia mengawali
aktivitas di karang taruna Jaya Kusuma sebagai sekretaris.
Lisa
Lindawati yang sekarang berumur 25 tahun merasa terikat dengan komitmen sosial
karena merasa mempunyai tanggung jawab sosial terhadap masyarakat di desanya
sendiri. Ia ingin memberi manfaat di desanya sendiri sebelum pergi ke tempat
lain. Ia tidak pernah lelah untuk mengajak masyarakat desa Singosaren untuk
maju bersama. Sekarang, ia menjabat sebagai ketua pada periode kepengurusan
yang baru, yaitu periode 2012-2015.
Desa
Singosaren berada di daerah sub-urban,
yang mana merupakan perpindahan desa dan kota. Hal ini mengakibatkan gotong
royong masih bagus, namun terpaan kultur kota pada pemuda mulai tampak, yang
mana menjadi tantangan tersendiri bagi para pemuda di desa ini. Selain itu,
serapan terhadap teknologi dan informasi lebih tinggi karena letaknya yang di
dekat perkotaan.
Lisa
Lindawati bekerja sebagai staf pengajar pada program sarjana komunikasi
Universitas Gadjah Mada. Sebagai orang komunikasi, ia ingin agar masyarakat
desa Singosaren dapat mengakses informasi seluas-luasnya. Prinsipnya adalah
dari, oleh, dan untuk rakyat, sesuai dengan prinsip karang taruna yang terdapat
dalam Peraturan Menteri Sosial Indonesia No. 77/HUK/2010 tentang “Pedoman Dasar
Karang Taruna”.
Menurut
Lisa Lindawati, karang taruna merupakan organisasi pemuda yang sasarannya
adalah agar pemuda memiliki ruang untuk bertukar informasi, sehingga peluang
informasi dan pekerjaan menjadi lebih besar. Satu hal yang selalu ditanamkan
dalam karang taruna Jaya Kusuma adalah optimisme. Bila menjadi orang yang
berguna, minimal orang tersebut bisa membangun dirinya sendiri. Visi dari
karang taruna Jaya Kusuma sendiri adalah mencerdaskan kehidupan pemuda Singosaren pada khususnya dan
masyarakat Singosaren pada umumnya. Fokus dari karanga taruna ini sendiri
adalah kesejahteraan sosial, ekonomi produktif, rekreasi, olahraga dan
kesenian.
Program yang telah dilaksanakan
untuk mewujudkan visi tersebut adalah dengan diaadakannya Sanggar Sinau Bareng, yaitu tempat belajar para pemuda dan semua
warga desa yang ingin belajar dengan melakukan sosialisasi sanggar, pelatihan,
dan mengembangkan kreativitas. Dalam Sanggar
Sinau Bareng terdapat akses internet, dan ruang belajar. Selain itu juga memberikan
layanan paket B secara gratis, dan Paket C membayar sekitar Rp 15.000,00 saja.
Hal ini dilakukan agar masyarakat desa Singosaren dapat meraih pendidikan
secara maksimal. Sumber daya pengajar berasal dari desa Singosaren sendiri atau
terkadang mengundang orang luar. Semua disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Karang taruna Jaya Kusuma juga memiliki Jaya Kusuma Artshop yang menjual kerajinan batik, logam, kaca, dan makanan khas
(yangko, emping). Kemitraan belum terlalu banyak. Kerja sama sudah dimulai
dengan pasar komunitas untuk memasarkan hasil desa.
Pro
dan kontra masih ada dalam masyarakat. Namun, karang taruna berharap masyrakat
akan terbuka hatinya untuk menerima setelah melihat usaha baik yang dihasilkan
di desa Singosaren. Harapan Lisa Lindawati, karang taruna Jaya Kusuma dapat
menjadi pilar kesejahteraan desa Singosaren untuk waktu kedepannya.
Berdasarkan
hasil wawancara bersama Lisa Lindawati, dapat disimpulkan bahwa masih ada
pemuda yang turut aktif dalam karang taruna. Bukti lain, Bulan Bakti Karang
Taruna seluruh Indonesia akan diselenggarakan di Bantul pada tahun ini. Hal
tersebut menunjukkan masih adanya wadah bagi komunitas karang taruna seluruh
Indonesia dan aktivitasnya masih berjalan dan tetap eksis. Masih banyak pemuda
yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat desanya dan turut membangun
negeri Indonesia. Karang taruna Jaya Kusuma hanyalah salah satu contoh dari
banyaknya karang taruna yang berprestasi dan memberikan kesejahteraan pada
masyarakat desanya di Indonesia. Semoga dengan adanya karang taruna bangsa ini
dapat semakin maju dan budaya gotong royong tetap terjaga.
Daftar
Pustaka
Referensi
Badan Pusat Statistik, http://www.bps.go.id,
diakses tanggal 6 September 2012.
Karang Taruna Jaya Kusuma,
http://www.kt-jayakusuma.org,
diakses tanggal 6 September 2012.
Karang Taruna Mati Suri, http://nasional.kompas.com/read/2011/03/10/1613272/, diakses tanggal 6 September 2012.
Karang Taruna Pentung,
http://antaranews.com, diakses
tanggal 6 September 2012.
Karang Taruna, http://www.karangtaruna.info,
diakses tanggal 6 September 2012.
Pemuda Indonesia, http://kppo.bappenas.go.id,
diakses tanggal 6 September 2012.
No comments:
Post a Comment