Saturday, September 8, 2012

Karang Taruna Tetap Eksis #bridgingcourse03


           Dari tahun ke tahun, dunia mengalami perubahan besar. Begitu juga dengan Indonesia. Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami kemajuan dengan cepat. Perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 6,4% pada triwulan II tahun 2012. Penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49%. (Badan Pusat Statistik: 2010, 2012) Walaupun ekonomi tumbuh pesat, namun Indonesia masih belum bisa mengatasi laju pertumbuhan penduduknya yang tinggi. Hal tersebut juga mengakibatkan banyaknya pemuda di Indonesia.

            Undang-Undang No. 40 tahun 2009 tentang “Kepemudaan” menyebutkan bahwa kategori umur pemuda adalah 16-30 tahun. Berdasarkan kategori umur tersebut, jumlah pemuda pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 62,92 juta jiwa atau hampir mencapai 27% dari total jumlah penduduk di Indonesia. (BAPPENAS, 2012) Banyaknya pemuda di Indonesia mengingatkan pada organisasi karang taruna. Karang taruna merupakan organisasi sosial kemasyarakatan di wilayah desa/kelurahan yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial. Keberadaan karang taruna berada di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah karang taruna di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 6.200 unit, jadi sekurang-kurangnya setiap desa di Indonesia memiliki satu unit karang taruna. (Departemen Sosial)
            Pada zaman serba maju ini, tidak terlihat banyak kegiatan karang taruna di desa-desa. Pemuda banyak yang beraktivitas diluar lingkungannya sendiri. Menurut Ketua Karang Taruna Nasional Taufan EN Rotorasiko, saat ini karang taruna kurang diminati dan dianggap mati suri karena nyaris tidak lagi semarak berkegiatan. Salah satu penyebabnya adalah telah dibubarkannya Departemen Sosial (Depsos) oleh mantan Presiden Abdurrahman Wahid yang selalu menaungi karang taruna. (Kompas, 2011)  Demikian juga menurut Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, beliau menilai potensi pemuda di Jawa Tengah cukup memadai sehingga tinggal menuntut kemauan para anggota karang taruna, dan karang taruna sebagai penggerak reformasi harus diberdayakan untuk kemajuan Jawa Tengah. (Antara, 2012)
            Berdasarkan pernyataan diatas, maka memunculkan pertanyaan mengenai apakah benar karang taruna di Indonesia kurang diminati dan para pemuda sudah tidak aktif lagi dalam karang taruna. Dalam tulisan ini akan disajikan hasil wawancara dengan Lisa Lindawati, aktivis sekaligus ketua dari karang taruna Jaya Kusuma yang terletak di desa Singosaren, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Karang artinya tempat. Taruna artinya remaja atau pemuda. Jadi Karang Taruna berarti tempat kegiatan para pemuda. Begitu pula di desa Singosaren. Karang taruna Jaya Kusuma menjadi tempat kegiatan para pemuda desa.  Karang taruna Jaya Kusuma berdiri sejak tahun 1984. Karang taruna merupakan partner dari pemerintah untuk menyelesaikan persoalan kesejahteraan sosial di tingkat kelurahan/desa. Lisa Lindawati, ketua karang taruna bergabung dalam karang taruna ini sejak tahun 2009. Ia mengawali aktivitas di karang taruna Jaya Kusuma sebagai sekretaris.
Lisa Lindawati yang sekarang berumur 25 tahun merasa terikat dengan komitmen sosial karena merasa mempunyai tanggung jawab sosial terhadap masyarakat di desanya sendiri. Ia ingin memberi manfaat di desanya sendiri sebelum pergi ke tempat lain. Ia tidak pernah lelah untuk mengajak masyarakat desa Singosaren untuk maju bersama. Sekarang, ia menjabat sebagai ketua pada periode kepengurusan yang baru, yaitu periode 2012-2015.
Desa Singosaren berada di daerah sub-urban, yang mana merupakan perpindahan desa dan kota. Hal ini mengakibatkan gotong royong masih bagus, namun terpaan kultur kota pada pemuda mulai tampak, yang mana menjadi tantangan tersendiri bagi para pemuda di desa ini. Selain itu, serapan terhadap teknologi dan informasi lebih tinggi karena letaknya yang di dekat perkotaan.
Lisa Lindawati bekerja sebagai staf pengajar pada program sarjana komunikasi Universitas Gadjah Mada. Sebagai orang komunikasi, ia ingin agar masyarakat desa Singosaren dapat mengakses informasi seluas-luasnya. Prinsipnya adalah dari, oleh, dan untuk rakyat, sesuai dengan prinsip karang taruna yang terdapat dalam Peraturan Menteri Sosial Indonesia No. 77/HUK/2010 tentang “Pedoman Dasar Karang Taruna”.
Menurut Lisa Lindawati, karang taruna merupakan organisasi pemuda yang sasarannya adalah agar pemuda memiliki ruang untuk bertukar informasi, sehingga peluang informasi dan pekerjaan menjadi lebih besar. Satu hal yang selalu ditanamkan dalam karang taruna Jaya Kusuma adalah optimisme. Bila menjadi orang yang berguna, minimal orang tersebut bisa membangun dirinya sendiri. Visi dari karang taruna Jaya Kusuma sendiri adalah mencerdaskan kehidupan pemuda Singosaren pada khususnya dan masyarakat Singosaren pada umumnya. Fokus dari karanga taruna ini sendiri adalah kesejahteraan sosial, ekonomi produktif, rekreasi, olahraga dan kesenian.
Program yang telah dilaksanakan untuk mewujudkan visi tersebut adalah dengan diaadakannya Sanggar Sinau Bareng, yaitu tempat belajar para pemuda dan semua warga desa yang ingin belajar dengan melakukan sosialisasi sanggar, pelatihan, dan mengembangkan kreativitas. Dalam Sanggar Sinau Bareng terdapat akses internet, dan ruang belajar. Selain itu juga memberikan layanan paket B secara gratis, dan Paket C membayar sekitar Rp 15.000,00 saja. Hal ini dilakukan agar masyarakat desa Singosaren dapat meraih pendidikan secara maksimal. Sumber daya pengajar berasal dari desa Singosaren sendiri atau terkadang mengundang orang luar. Semua disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Karang taruna Jaya Kusuma juga memiliki Jaya Kusuma Artshop yang menjual kerajinan batik, logam, kaca, dan makanan khas (yangko, emping). Kemitraan belum terlalu banyak. Kerja sama sudah dimulai dengan pasar komunitas untuk memasarkan hasil desa.
Pro dan kontra masih ada dalam masyarakat. Namun, karang taruna berharap masyrakat akan terbuka hatinya untuk menerima setelah melihat usaha baik yang dihasilkan di desa Singosaren. Harapan Lisa Lindawati, karang taruna Jaya Kusuma dapat menjadi pilar kesejahteraan desa Singosaren untuk waktu kedepannya.
Berdasarkan hasil wawancara bersama Lisa Lindawati, dapat disimpulkan bahwa masih ada pemuda yang turut aktif dalam karang taruna. Bukti lain, Bulan Bakti Karang Taruna seluruh Indonesia akan diselenggarakan di Bantul pada tahun ini. Hal tersebut menunjukkan masih adanya wadah bagi komunitas karang taruna seluruh Indonesia dan aktivitasnya masih berjalan dan tetap eksis. Masih banyak pemuda yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat desanya dan turut membangun negeri Indonesia. Karang taruna Jaya Kusuma hanyalah salah satu contoh dari banyaknya karang taruna yang berprestasi dan memberikan kesejahteraan pada masyarakat desanya di Indonesia. Semoga dengan adanya karang taruna bangsa ini dapat semakin maju dan budaya gotong royong tetap terjaga.
Daftar Pustaka

Referensi
Badan Pusat Statistik, http://www.bps.go.id, diakses tanggal 6 September 2012.
Karang Taruna Jaya Kusuma, http://www.kt-jayakusuma.org, diakses tanggal 6 September 2012.
Karang Taruna Mati Suri, http://nasional.kompas.com/read/2011/03/10/1613272/, diakses tanggal 6 September 2012.
Karang Taruna Pentung, http://antaranews.com, diakses tanggal 6 September 2012.
Karang Taruna, http://www.karangtaruna.info, diakses tanggal 6 September 2012.
Pemuda Indonesia, http://kppo.bappenas.go.id, diakses tanggal 6 September 2012.

No comments:

Post a Comment