Friday, September 28, 2012

Iklan Televisi dan Perilaku Konsumtif #bridgingcourse06

            Televisi. Sebuah benda yang sudah tidak asing lagi bagi peradaban manusia. Rasanya sebuah rumah tidak lengkap tanpa televisi. Bahkan, satu televisi pun dirasa kurang. Berdasarkan survei yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyelenggaraan Pos dan Informatika pada tahun 2011, hasil survei menunjukkan 98,60% rumah tangga memiliki akses TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di rumahnya. Akses TIK yang diidentifikasi dalam survei ini salah satunya adalah mengenai kepemilikan televisi di sektor rumah tangga yang mencapai 95.56%. Angka ini menunjukkan kecenderungan rumah tangga mengakses informasi melalui media televisi daripada media lainnya, seperti surat kabar dan radio, serta menjadikan televisi pilihan utama sebagai media informasi. Maka tidak heran televisi menjadi benda wajib di dalam sebuah rumah.
Masyarakat lebih memilih menonton televisi karena lebih praktis dan ekonomis. Ekonomis disini berarti, dengan satu media informasi masyarakat dapat mengakses bermacam-macam informasi sekaligus hiburan. Seseorang tidak perlu pergi ke bioskop untuk menonton film, karena televisi sekarang ini juga menyajikan berbagai jenis film. Mulai dari film kartun hingga film box office Hollywood. Keragaman program yang disajikan oleh berbagai stasiun televisi membuat orang betah berlama-lama duduk menghadap benda yang modelnya terus berganti dan semakin canggih sekarang ini. Secara tidak sadar, kehadiran televisi menjadi suatu kebutuhan. Hal ini dikarenakan televisi tidak sekedar menjadi sarana untuk memudahkan mengakses setiap informasi, namun juga berperan sebagai sarana penghibur yang mudah untuk didapatkan.
Menurut Cangara, definisi media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. (Cangara, 2003:134) Karakteristik media massa sendiri menurut Cangara diantaranya adalah meluas dan serempak, serta bersifat terbuka. Terbuka disini berarti dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. Dari teori tersebut, televisi dapat disebut sebagai salah satu media massa. Berarti, di dalam berbagai siaran yang ada di televisi, termuat pesan-pesan yang diharapkan dapat tersampaikan dengan baik kepada khalayak (penerima) tanpa batasan apapun atau tanpa terkecuali.
Iklan atau pariwara merupakan suatu tayangan yang hampir tidak dapat terlepas dari acara televisi manapun. Berbagai jenis iklan, mulai dari otomotif, makanan, produk kecantikan sampai real estate menghiasi layar televisi. Jumlah iklan yang tidak terbatas dan variasi bentuk iklan itu sendiri seakan berlomba-lomba untuk menarik perhatian audiens yang menontonnya. Beberapa iklan dibuat cerita bersambung agar audiens tertarik dan ingin mengetahui kelanjutan ceritanya. Tidak sedikit pula iklan yang disisipkan ke dalam sebuah acara televisi. Artis-artis ternama biasa menjadi bintang iklan dan terkadang sengaja dibuat seolah-olah bukan merupakan sebuah iklan, melainkan pengalaman artis menggunakan produk yang diiklankan tersebut. Tampaknya, segala ide dan kreativitas sang pembuat iklan dicurahkan untuk membuat suatu iklan semenarik, seunik, dan semenonjol mungkin.
Tujuan dari iklan sendiri tidak lain adalah menyampaikan pesan kepada audiens  mengenai produk yang diiklankan. Menurut Jefkins (1997:17), "Pada dasarnya tujuan periklanan adalah mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap khalayak". Suatu iklan dikatakan berhasil apabila mampu menyampaikan pesan dan mempengaruhi audiens.
Pengaruh besar yang ditimbulkan dari iklan adalah sikap konsumtif. Menurut KBBI, definisi konsumtif adalah bersifat konsumsi. Beragam iklan yang ditayangkan di tv menyebabkan masyarakat menjadi konsumtif. Ketika melihat iklan komersial, masyarakat cenderung ingin membeli produk-produk yang diiklankan dan semakin tergiur untuk membeli barang-barang diluar kebutuhan primer. Keinginan untuk membeli muncul karena masyarakat ingin mencoba suatu produk baru atau memenuhi tuntutan gaya hidup modern. Selain itu juga disebabkan oleh keinginan untuk diterima lingkungannya agar tidak disebut ketinggalan zaman atau istilahnya ga gaul.
Adanya tv shopping atau acara televisi yang mengiklankan berbagai macam produk dalam programnya turut mendorong sikap konsumtif masyarakat. Acara ini bertujuan untuk mempromosikan sebuah produk dengan berbagai keunggulan dan promosinya, sehingga audiens tertarik untuk membeli produk tersebut. Sistem pemesanan produk adalah melalui telepon. Produk yang biasa ditawarkan adalah alat-alat rumah tangga, alat-alat kesehatan dan olahraga.
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa iklan berperan besar dalam perubahan perilaku masyarakat. Perilaku yang paling banyak tercipta dalam masyarakat adalah perilaku konsumtif. Oleh sebab itu, masyarakat perlu berhati-hati dalam menyaring semua informasi dari iklan yang ditayangkan di televisi dan memprioritaskan kebutuhan yang diperlukan.


Daftar Pustaka
Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Di bawah ancaman konsumerisme. 13 Maret 2012. Diakses dari http://www.antaranews.com/berita/301130/di-bawah-ancaman-konsumerisme pada 27 September 2012 pukul 12.29 WIB.
Digital Collections Universitas Kristen Petra. Diakses dari digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=20&submit.y=24&submit=prev&page=2&qual=high&submitval=prev&fname=/jiunkpe/s1/ikom/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-51403153-8727-pepsodent-chapter2.pdf pada 27 September 2012 pukul 08.18 WIB.
Jefkins, Frank. 1997. Periklanan, Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Kementrian Komunikasi dan Informatika. 2011. Indikator TIK Indonesia 2011. Jakarta: Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika (hal xvii)
Pengaruh antara terpaan iklan televisi terhadap perilaku konsumtif remaja di SMU Bruderan. 9 Juni 2011. Diakses dari http://www.4skripsi.com/skripsi-sosial/pengaruh-antara-terpaan-iklan-televisi-terhadap-perilaku-konsumtif-remaja-di-smu-bruderan.html#axzz27e1dSFGP pada 27 September 2012 pukul 20.39 WIB.
Sekolah Pascasarjana UGM. Konsumerisme dalam Kehidupan Masyarakat Urban: Studi Kasus Masyarakat Perkotaan di Kecamatan Senen Jakarta Pusat. Diakses dari http://pasca.ugm.ac.id/v2.1/promotion/id/115 pada 26 September 2012 pukul 19.47 WIB.

No comments:

Post a Comment